Resume Kawah Ijen Kelompok 6
Kelompok 6 :
1) Aulia Choirun Nisa
2) Az-Zahra Jasmine
3) Imelia Putri S
4) Mutiah Martanisa
5) Yunita Senja P
RESUME :
PAPER II ILMU LINGKUNGAN
Judul Paper : Komunitas Makroinvertebrata dan Alga di Sungai yang Sangat Asam dan Danau Kawah
Kawah Ijen (Ph < 0,3), Indonesia
Volume : Vol. 165 No 1
Tahun : 2006
Penulis : Lohr, Ansje J, dkk
PENDAHULUAN
Sistem akuatik dengan Ph rendah berasal dari alam atau antropoganik. Sistem akuatik asam alami mungkin berasal dari vulkanik, seperti danau kawah. Semua system ini dicirikan oleh Ph rendah,diseertai dengan konsentrasi logam dan elemen lain yang tinggi dengan dampak nyata pada struktur komunitas lokal( Townsend et al. 1983 ). Efek merugikan dari logam pada organisme di lingkungan akuatk yang asam adalah komplek(Hare & Tessier 1996 , Gerhardt1993, Cambell 1995). Secara umum, kombinasi Ph rendah dengan konsentrasi toksik ikan menurunkan keanekaragaman tumbuhan dan hewan air ( Campbell 1995).
Sebuah ph 4 dianggap sebagai nilai ambang batas untuk banyak peraiaran atau ganisme, karena penurunan yang parah dalam kelimpahan tanaman air( Fyson 2000) dan lenyapnya spesies ikan diamati dibawah nialai ini(9 Rothschild & Connir 1992, Gerhardt 1993). Berbeda dengan fauna dalam system asam, komunitas alga masihmemiliki keanekaragaman yang tinggi( Winterbourn & McDiffet 1996). Oleh karena itu, menantang untuk menentukan spesies mana yang mampubertahan dalam kasus ekstrim dan untuk menentukan nilai ambang Ph untuk organisme asidofilik. Untuk tujuan ini dipelajari daerah tangakapan
air sungai banyu pahit-banyupahit yang berasal dari suatu danau kawah terbesar didunia, Kawah Ijen dengan ph< 0,3. Komunitas makrovertebrata dipelajar dan alga dipelajari di sungai asam dan dibandingkan dengan sungai netral yaitu Kali Sengin dan Kali Sat.
BAHAN DAN METODE
Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kawah ijen sebagai stratovolcano aktif, sungai Bnyupahit Banyuputih, sungai Kali Sat dan K ali Sengin, serta irigasi Asembagus
Pengumpulan Data
Kerja lapangan dilakukan selama 3 tahun berturut-turut pada bulan dari Desember 2000,April,Juni, dan September 2001, serta Februari dan April 2002. Sampel biologi diambil di lima lokasi di sungai asam Banyupahit-Banyupitih dab sungai netral Kali Sengin. Ditambah tiga lokasi di danau kawah, di lokasi AirTerjun tepat setelah pertemuan sungai Banyupahit-Banyuputih dan sungai Kali Sengon, Sungai kali sat yang netral.
Kualitas Air
Pengukuran suhu, pH, konektivitas, konsentrasi oksigen, dan potensi redoks dilakukan dalam rangkap tiga kit lapangan Akuatik Multi line P4(WTW). Dikumpulkan dalam rangkap tiga dalam HNO3 dibilas botol polypropylene. Sebelum dianalisis air disaring dilapangan dengan filter Whatman. Konsentrasi anion diukur dalam 12 jam setelah pengumpulan menggunakan metode color imetric dan spektrofotometer yang dapat diangkut. Nitrat diukur menggunakan reduksi kadmium ( metode hach 8171) dan untuk mengkompensasi nitrit dalam air brimin terferensi (30 gl-1) ditambahakan diikuti dengan larutan fenol.
EDTA ditambahkan untuk enghilangkan gangguan pada besi, twmbaga atau logam lain. Sulfat diukur dengan metode Sulva ver 4. Klorida diukur menggunakan metode merkuri tiodianat; pH disesuaikan menjasi 7 sebelum dianalisis. Fosfor reaktif diukur dengan metode molybdivanadate, kemungkinan
sulfida dalam gangguan dihilangkan dengan menambahkan air brom diikuti dengan larutan fenol. TSS diukur di laboratorium unika. Untuk analisis kalinitas dan keasaman , sampelair dkumpulkan dan disimpan pada suhu 40 sebelum dianalisis. Keasaman ditentukan dengan titrasi hingga Ph 8,3 dengan NaOH. Alkalinitas diukur dengan titrasi hingga ph 4,3 dengan H2 SO4. Karbon Organik Total (TOC) diukur dengan alat analisa Dohrman DC-190 TOC. Trace elemen dianalisis dengan HP4500 ICP-MS. Komunitas Makroinvertebrata dikumpulkan di lokasi terpilih di sungai Banyupahit-Banyuputih dan Kali Sengon
menggunakan jarring tangan berukuran mata jaring 500∝m. Hewan disortir dan difiksasi dengan etanol 70% di lapangan. Semua individu diidentifikasi ke tingkat keluarga atau genus menurut De Pauw & Venne-6 Ansje J. Lohr et al.
Sampelmikroalga
Sebelum analisis, sampel dicampur secara menyeluruh dan dan sampel 1 ml diencerkan dengan air suling hingga volume akhir 25 ml. Alikuot 2,1 ml dari sampel yang di enverkan ditempatkan di Utermol Chamber dan diperiksa dengan mikroskop terbalik Zeiss Axiovert 35. Semua sampel dianalisis sesuai dengan
metodologi enu meration plankton standard an total 5 alikuot encer di periksa disetiap sampel. Semua sampel fraksi alga tersuspensi dihitung pada tiga klasifikasi ( 100,200,400), dan pencacahan dicatat menggunakan program perhitungan terkomputerisasi, Algamica.
Diato Bentik
Sampel disajikan dalam larutan formaldehida 4% dalam gelap sampai manipulasi lebih lanjut. Konsentrasi Logam pada Larva Chironomid Konsentrasi logam dalam chironomid individu diukur setelah destruksi sempurna dalam HNO3 pekat:
HCIO4 7:1. Kontrol kualitas dari analisis dilakukan dengan menganalisis blanko digesti dan bahan referensi(Hati Sapi, CRM 185). Konsentrasi logam diukur dengan nilai deviasi kurang dari 15%.
Analisis Statistik
Data fisika-kimiawi diuji secara statistic dengan menggunakan analisis of Variance( ANOVA) untuk mendeteksi perbedaan temporal di setiap lokasi pengambilan sampel
HASIL
Kuaitas Air
Tidak ada perbedaan signifikan pada waktu di lokasi yang sama untuk sebagian besar parameter( kwcuali untuk nitrat) (ANOVA Ph > 0,05), maka rentang variebel selama keseluruhan periode studi diberikan di lokasi ph meningkat seiring dengan jarak dari hilir. Di Paltuding dan Watucapil ph-nya berkisar 0,5b dan 0,73, Kali Sengon Ph-nya berkisar 7,56-7,71. Kali Sat pHnya berkisar 2,26- 2,89. Air di Liwung untuk irigasi Asembagus phnya berkisar 2,59 dan 3,47. Peningkatan Ph selama 20 km pertama ningga air terjun disertai
dengan penurunan konduktivitas yang mencolok. Keasaman memiliki ola yang sama juga. Temperatur tidak berbeda jauh , paling rendah di lokasi tertinggi Paltuding. Kadar oksigen juga tidak berbeda jauh dan konsentrasi oksigen melebihi 99% dari nilai saturasi. Konsentrasi sebagian besar senyawa dan elemen di ph yang terendah . Di Blawan penueunan unsur dan ph yang kuat. Konsentrasi TSS dan TOC tidak menunjukkan pola yang jelas Konsentrasi TSS terendah di Blawan dan tertinggi di Liwung . Konsentrasi TOC bwevariasi, terendah di Liwung dan tertinggi di blawan.
Komunitas Makroinvertebrata
Makroinvertebrata di Bnyupahit-Banyuputih memiliki keanekaragaman rendah dan tidak ditemukan tumbuhan air dan lumut. Di lokasi paling asam Paltuding dan Watucapil tidak ditemukan invertebrate makro. Di lokasi asam Blawan dan Liwung komunitas makroinvertebrata masih sangat tertinggal dan hanya ditemukan larva Dipteri dari family Chironomidae.Alga Tersuspensi di Luar Satu spesies alga ditemukan di danau kawah ijen. Alga ini sementara disebut ganggang hijau. Komunitas alga di situs asam Paltuding yaitu terdiri dari dua taksa. Enam taksa ditemukan di Blawan dan tujuh di Liwung. Sungai netral menunjukkan keanekaragaman yang lebih tinggi , 23 di Kali Sengon dan 17 di Kali
Sat.
Bentikdiatom
Komunitas diatom biofilim epilitik dari lingkungan asam tidak beragam dan didominasi oleh sesies Pinnula acoricola. Sebaliknya di sungai netral , komunitasnya lebih luas.
Arva chiromid
Konsentrasi logam pada larva chiromid menunjukkan variasi yang besar dan pengaruh lokasi waktu pada konsentrasi tubuh tidak dapat dideteksi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi Fe, Zn, Cu, dan Pb pada larva chiromid dan konsentrasi logam yang sesui didalam air. Konsentrasi Fe tertinggi di Liwung. Konsentrasi Zn dan Cu tertinggi di kali Sengon. Konsentrasi Pb tertinggi di kali Sengon.Konsentrasi di Kali Sengon dan Kali Sat dicirikan kelimpahan Nitzschia.
PEMBAHASAN
Sungai DI Banyupahit-Banyuputih menunjukkan lingkungan yang keras dan hasil menunjukkan bahwa keasaman memainkan peran penting dalam penataaan komunitas makroinvertebrata dan alga di ekosistem Kawah ijen. Keasamannya yang menghambat pertumbuhan komunitas makroinvertebrata. Sedangkan komunitas di sungai netral terdiversifikasi dan menyimpan varietas spesifik di pulau jawa dan Sumatra. Analisis sungai asam Banyupahit-Banyuputih dan sungai netral di sekitarnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keanekaragaman hayati yang kuat. Keanekaragaman hayati sangat rendah di sungai asam dan hanya sedikit spesies yang mampu bertahan dalam kondisi asam yang keras. Karakteristik pH yang lebih rendah dan konsentrasi logam yang tinggi di mana beberapa spesies ditemukan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lain, dapat mengatur ambang pH-logam yang lebih rendah. Apakah toleransi terkait dengan fitur molekuler pada spesies yang ditemukan di lokasi pH rendah, tetap menjadi topik yang menantang untuk penelitian di masa mendatang.
Posting Komentar untuk "Resume Kawah Ijen Kelompok 6"